Muslim Milenial Tetap Taat tanpa TAPI

Sebagai seorang manusia yang menyadari bahwa hanyalah Allah lah zat yang hakiki, dan karna inilah kita dituntut untuk mentaati serta mencintai setiap apa yang telah Allah berikan kepada kita.

Suatu ketika saya mencoba berfikir tentang apa sih tujuan setiap posting-posting yang sudah saya tulis. Dan saya menyadari bahwa saya juga punya banyak sekali kekurangan, sebagai manusia dengan segala kekurangannya saya ingin terus berbagi manfaat di seluruh posting. Insyaallah kita akan berbicara tentang Taat. Coba kita pahami ayat di bawah ini deh, kemudian ciba beri pengertian sesuai dengan logika kita.

Allah SWT berfirman, Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu" (QS Ali 'Imran [3]: 31).

Nah, wahai pembaca pasti kita yakin 99%
bahwa kita sedang berlogika sama. Oleh karna itu saya akan menyebut anda sebagai "wahai para kekasih". Para kekasih Allah, para nabi, para rosul, dan para syuhada tentu saja memiliki jiwa seorang para kekasih yang terus taat dan tak pernah mengeluhkan semua yang telah Allah berikan. "Wahai para kekasih", di posting kali ini kita mencoba menelaah beberapa bentuk ketaatan kita di dunia. Mulai dari taat kepada Allah dan Rosulullah pastinya kemudian kepada Orang tua, pemimpin dan tak lupa untuk para perempuan " taat pada suami".

(4T) Tetap Taat tanpa TAPI, akan menjadi slogan kita selama dan setelah membaca artikel yang ditujukan untuk para KEKASIH ini. Tahu gak kalau cinta kita sebagai hamba kepada Allah dan Rosulullah adalah bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah dan RosulNya.

ALLAH dan ROSULULLAH

Ada yang mengatakan, apabila hamba mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada lain kecuali milik Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan karena Allah, cintanya hanya milik dan kepada Allah. Hal itu menuntut keinginan mentaati-Nya dan mencintai segala yang mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, mahabbah ditafsirkan sebagai keinginan untuk taat dan kelaziman mengikuti Rasulullah SAW dalam peribadatannya. Hal itu merupakan dorongan menuju ketaatan kepada-Nya. Nih dikasih dalilnya
Al-Hasan r.a. berkata, "Beberapa kaum berjanji di hadapan Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah, sungguh kami mencintai Tuhan kami.' Maka turunlah ayat pertama di atas tadi."

Nabi SAW bersabda, "Semua umatku masuk surga kecuali orang yang tidak menginginkannya." "Para sahabat bertanya, "Siapa yang tidak menginginkannya?" Beliau menjawab, "Orang yang mentaatiku masuk surga, sedangkan orang yang durhaka kepada-ku tidak menginginkan masuk surga. Setiap amalan yang tidak berdasarkan Sunnahku adalah kemaksiatan."

Allah Swt. berfirman ketika Nabi Saw. melakukan mikraj, "Wahai Ahmad, jika engkau ingin menjadi orang yang paling wara, berlaku zuhudlah di dunia dan cintailah akhirat, "Nabi Saw. bertanya, "Wahai Tuhanku, bagaimana cara aku berlaku zuhud di dunia?" Allah menjawab, " Ambillah dari keduniaan itu sekadar memenuhi keperluan makan, minum, dan pakaian. Janganlah menyimpannya untuk hari esok dan biasakanlah berzikir kepada-Ku." Nabi SAW bertanya lagi, "Wahai Tuhanku, bagaimana cara aku membiasakan berzikir kepada-Mu?" Allah menjawab, "Dengan mengasingkan diri dari manusia. Gantilah tidurmu dengan shalat dan makanmu dengan lapar."

Oleh karna itu, dapat kita simpulkan seorang hamba yang mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada lain kecuali milik Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan karena Allah, maka hal itu akan menuntut keinginan menaati-Nya dan mencintai segala yang mendekatkan diri kepada-Nya. (4T) Tetap Taat tanpa TAPI, (4T) Tetap Taat tanpa TAPI, (4T) Tetap Taat tanpa TAPI

Sekarang buat temen-temen nih yang belum paham kenapa kita harus taat kepada orang tua. Sungguh terlalu....

ORANG TUA

Awal kisah di awal bulan Mei 2013 ada berita TV yang miris, beberapa diantaranya menceritakan seorang anak yang tega mau membakar ibu, ayah tiri, dan adiknya di rumah, di Kalimantan dengan alasan tidak diberi uang untuk keperluannya. Ada pula kejadian di Bekasi seorang anak yang tega membunuh dengan keji, ibu kandungnya sendiri. Ini hanya referensi semata, bahwa di sekitar kita masih banyak anak-anak yang tidak taat kepada kedua orang tuanya. Coba saja anak yang keji itu taat, pasti dia akan bertanya dan kemudian menerima semua alasan kenapa dia tidak diberi uang jajan. Hufft, sedih ya oOoOo

Coba kita simak kisah anak yang taat ini....
Dia adalah seseorang yang telah diterima bekerja di suatu perusahaan besar merasa senang ketika mendapati gaji pertama yang besar. Kemudian dia pulang ke rumah dan memberitahu kedua orang tuanya tentang kabar bahagia tersebut. Mendengar kabar tersebut sang ayah mengutarakan keinginannya bagaimana dengan gaji pertama yang telah dikumpulkannya tersebut digunakan untuk biaya pergi haji kedua orang tuanya. Si Anak kemudian berpikir dan akhirnya mengikhlaskan uang hasil jerih payahnya untuk membiayai haji kedua orang tuanya. Mungkin sebagai anak pada umumnya mungkin mendapati gaji pertama ingin digunakan untuk membeli sesuatu yang paling diinginkannya atau diganakan untuk bepergian wisata. Namun anak yang berbakti kepada orang tua memutuskan untuk mendatangi biro pelaksanaan haji dan mengatakan bahwa ia akan membayar tunai biaya ibadah haji bagi kedua orang tuanya.

Sungguh sangat mengharukan, di akhir kisah si anak tersebut dipanggil lagi oleh bosnya. Kemudian bos tersebut mengatakan  kepada anak tersebut ternyata masih ada kesalahan mengenai penghitungan gaji yang harus diterimanya. Alhasil, perusahaannya memberikan gaji lagi sebesar gaji yang ia peroleh sebelumnya. Subhanallah, ternyata Allah benar-benar menggantinya dengan hal yang lebih baik.

Kurang keren apa coba jadi anak yang taat, sudahlah pasti disayang orang tua kemudian akan menjadi kekasih ALLAH pula. Sungguh mulia anak-anak yang taat itu

Sebelum ke dalam pendalaman materi ada beberapa kisah menarik yang bisa menjadi teladan kita bagaimana berbakti kepada orang tua.

Banyak Para Rasul (bukan hanya Nabi Muhammad SAW) yang mencontohkan perilaku berbakti kepada orang tua. Hal ini menandakan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan suatu kewajiban yang wajib dilaksanakan. Hal ini sebagaimana ayat-ayat Al-Qur’an berikut:

Pertama, perkataan Nabi Nuh as,

(رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِي مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدْ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا  (نوح 28
28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.

Kedua, perkataan Nabi Ibrahim as,

(رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ . (ابراهيم 41
41. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."
Ada yang bisa menjadi catatan khusus mengenai doa beliau tersebut, Bapak nya azar di kala waktu itu
tengah mengancam Nabi Ibrahim untuk menghentikan dakwahnya, tetapi rasa berbakti kepada orang tua Nabi Ibrahim tak luntur dan mengupayakan permohonan ampun bagi ibu bapaknya.

Ketiga, Allah SWT memberikan pujian bagi Nabi Yahya sebagai gambaran baktinya kepada orang tuanya.

(وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا . (مريم 14
14. dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.

Selain itu banyak hadist yang menjelaskan pentingya berbakti kepada orang tua, Nabi Muhammad SAW dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dijelaskan bahwa salah satu tujuan (motivasi) utama beliau berziarah ke makam ibunya ialah mendoakan ibunya.

Ada pula kisah seorang tabi’in bernama Zainul Abidin, dimana beliau tidak pernah makan satu piring (
tempat) dengan ibunya, ketika ditanya apa alasannya ? karena beliau tidak mau tangannya mendahului tangan ibunya sehingga mengalihkan pandangan ibunya.

Para sahabat pembaca yang selalu menjadi kekasih ALLAH, kita perlu mengevaluasi diri kita tentang kewajiban berbakti kepada orang tua kita. Kita juga perlu mengakui tentang kelengahan dan kekurangan kita dalam berbuat bakti kepada orang tua. Kewajiban berbakti kepada orang tua tetaplah ada sampai kapanpun, selama mereka masih hidup ataupun sudah meninggal

Kita akan berlanjut ke penulisan selanjutnya namun dalam halaman posting lainnya. Karna saya menghindari rasa kantuk dan lelah pembaca melihat panjangnya tulisan ini hehehe. NEXT

Sumber :
http://www.solusiislam.com/2013/05/pentingnya-untuk-berbakti-kepada-orang.html

http://muslim.or.id/manhaj/taat-pada-pemimpin-walau-penuh-derita.html

http://muslim.or.id/muslimah/taati-suamimu-surga-bagimu.html

http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/tauhid/allsub/142/taat-dan-cinta-kepada-allah-dan-rasul-nya.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar KEhidupan dari Seekor Laron

Inside Ukhuwah Islamiyah

Manfaat Gelang Kokka untuk Kita Semua