Ukhuwah di Sekitar Kita
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala
puji bagi Allah swt, tuhan semesta alam yang telah menyatukan kita semua dalam
sila ukhuwah yang indah sehingga kita dapat berkumpul di ruangan yang sejuk ini. Tak lupa, sholawat
beriring salam marilah kita curahkan junjungan ke
nabi terakhir kita nabi Muhammad saw yang mana beliau telah mengajarkan dan
menyeru kita agar terus melanjutkan serta melestarikan budaya yaitu silaturahim
anatar ummat yang indah.
Ingatkah kita pada salah satu kisah sahabat, saat mereka sedang berkumpul
untuk beristirahat setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Kemudian para
sahabat duduk membentuk sebuah majlis, saat seseorang diantara mereka
menawarkan air minum ke sahabat yang duduk di pojok tetapi sahabat ini malah
memberikannya ke sahabat sebelahnya dan begitu pula sahabat berikutnya, hingga
air minum itu kembali ke sahabt yang menawarkan.
Huuh,
betapa indahnya ukhuwah yang terjalin antara para sahabat rosulullah ini.
Apakah masih ada orang-orang seperti mereka saat ini.? Bahkan kalaupun ada itu
pastilah sedikiiit sekali. Ini sesuai fakta, pada tahun 2005 kemarin sebuah
asosiasi dari malaysia melakukan survey ke Indonesia berkaitan tentang tingkat
kebaikan masyarakat di sebuah negara. Survey membuktikan orang baik di
indonesia hanyalah 25% saja.
Belakangan
ini banyak masalah yang sering terjadi diantara kita yaitu TAWURAN antar
geng/golongan bahkan tawuran antar masyarakat pada suatu tempat. Berita yang
masih HOT saat ini yaitu tawuran antar agama yang terjadi di banyak
negara-negara islam di dunia yang selalu di dalangi oleh negara-negara yahudi
laktullah alaih. Gak usah jauh-jauhlah kita liat aja
kasusnya eyang Subur sama cekongkolnya, masa’ sesama orang yang mengaku muslim
saling mencela sih.
Semua
kejadian tersebut salah satunya disebabkan
oleh terpecahnya umat islam saat ini, yang perpecahan ini menyebabkan timbulnya
rasa egoisme, walaupun terhadap saudaranya sesama muslim. Banyak diantara
mereka yang egois itu berkata “ biarlah negara itu di tindas (negara islam)
oleh yahudi, toh orang-orang disana tidak ada yang saudara kita kan..?”. Betapa
tidak pedulinya orang-ornag tersebut terhadap saudara se-muslim mereka yang
selalu ditindas serta dizolimi kaum yahudi.
Saya
yakin orang ini adalah orang yang tidak pernah merasakan indahnya tali ukhuwah
yang telah diwarisi oleh rosulullah, yang berarti orang ini tidak atau belum
memiliki rasa percaya. Yang lebih miris lagi bahwa orang seperti ini masih
banyak tersebar luas di seluruh jagat raya ini.
Bagaimana
pandangan anda tentang masalah ini ?,
Yang anda
harus tahu bahwa masalah seperti ini sangat merugikan ummat kita karna jika
banyak ummat muslim tidak memiliki rasa percaya antar sesama bagaimana ummat
kita saat ini akan melanjutkan risalah yang telah dibawa oleh rosulullah yang
didalam risalah tersebut kita diamanahi supaya saling bersilaturahmi agar
terjalin kepercayaan antar muslim.
Setelah
fakta-fakta diatas saya tuliskan kepada anda, solusi macam apa yang terlintas di
fikiran anda yang mampu menyatukan tali ukhuwah kita sesama muslim sehingga
dapat terikat dengan erat dan kuat supaya tak ada lagi perpecahan yang terjadi
pada umat saat ini. Bahkan apabila tali ukhuwah islam ini bisa terikat dengan
erat tak dipungkiri lagi hal ini dapat menyatukan seluruh negara-negara islam
yang masih cerai berai saat ini.
Sekarang
pasti anda mulai merasakan serta setuju bahwa ukhuwah itu penting. Saya akan
menjelaskan tentang ukhuwah sedikit terperinci kepada anda. Kata ’ukhuwah’ berasal dari kata kerja
’akha’ yang berarti saudara. Saya yakin anda pasti sudah ada gambaran mau
kemana kita bicara. Mari kita berbicara tentang saudara atau persaudaraan.
Makna Ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah. Kalau kita tambah kata ’Islamiyah’ di belakangnya menjadi Ukhuwah Islamiyah maka maknanya adalah Persaudaraan diantara umat Islam, yang tidak terpecah belah, yang diibaratkan seperti satu badan yang apabila ada satu sakit yang lain juga merasakan sakit. Gambaran ukhuwah islamiyah juga dijelaskan oleh Rasulullah saw melalui hadits , “Seorang muslim dengan muslim lainnya, bagaikan bangunan yang saling mengikat dan menguatkan satu sama lainnya “. Betapa hebatnya makna ukhuwah ini.
Lalu gimana cara ‘membangun’ ukhuwah itu? Sebelum menjawab ternyata diperlukan juga usaha agar ukhuwah itu sendiri dapat terjalin.
Ternyata ukhuwah islamiyah yang sanggup
menyatukan kita atas dasar Islam tidak terbentuk begitu saja. Ada usaha yang
harus kita lakukan agar kita benar-benar merasakan indahnya ukhuwah. Ada
tahapan-tahapan yang kita lalui sehingga kita bisa dikatakan telah bersaudara
sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Belum dikatakan beriman salah seorang
diantara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri ” (HR. Bukhari).
Tahapan-tahapan Ukhuwah ada lima yaitu:
1. Taaruf (saling mengenal)
Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Jelas bukan, bagaimana mungkin kita akan sayang sesuatu jika kita tak sayang sesuatu itu. Padahal sayang merupakan salah satu tanda bahwa kita bersaudara. Untuk itu tahap yang perlu kita lakukan adalah mengenal. Yang paling mudah adalah dengan kita saling berkenalan. Dengan berkenalan, kita akan merasa lebih akrab dan lebih mudah untuk menyatu dengan saudara kita.
Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Jelas bukan, bagaimana mungkin kita akan sayang sesuatu jika kita tak sayang sesuatu itu. Padahal sayang merupakan salah satu tanda bahwa kita bersaudara. Untuk itu tahap yang perlu kita lakukan adalah mengenal. Yang paling mudah adalah dengan kita saling berkenalan. Dengan berkenalan, kita akan merasa lebih akrab dan lebih mudah untuk menyatu dengan saudara kita.
2. Tafahum (saling memahami)
Setelah saling mengenal kita lanjutkan dengan saling memahami. Dengan kita saling memahami maka kita akan tahu lebih lengkap mengenai ’dia’. Kita jadi tahu bagaimana karakternya, bagaimana kesehariannya, bagaimana keluarganya dan masih banyak lagi. Hal ini tentu akan semakin memperkuat ikatan kita dengannya. Dengan tafahum yang baik, kita akan mudah menyatukan hati (ta’alluf), menyatukan pikiran, menyatukan amal, saling menasihati (tanashuh) dan bersama menuju kebaikan.
Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (Shahih Muslim No. 64)
Setelah saling mengenal kita lanjutkan dengan saling memahami. Dengan kita saling memahami maka kita akan tahu lebih lengkap mengenai ’dia’. Kita jadi tahu bagaimana karakternya, bagaimana kesehariannya, bagaimana keluarganya dan masih banyak lagi. Hal ini tentu akan semakin memperkuat ikatan kita dengannya. Dengan tafahum yang baik, kita akan mudah menyatukan hati (ta’alluf), menyatukan pikiran, menyatukan amal, saling menasihati (tanashuh) dan bersama menuju kebaikan.
Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (Shahih Muslim No. 64)
3. Ta’awun ( saling menolong )
Setelah kita saling memahami maka akan timbul rasa untuk mau saling menolong karena rasa cinta yang tumbuh antara kita yang dilandasi keimanan pada Allah.
Allah SWT berfirman :
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maaidah : 2)
Setelah kita saling memahami maka akan timbul rasa untuk mau saling menolong karena rasa cinta yang tumbuh antara kita yang dilandasi keimanan pada Allah.
Allah SWT berfirman :
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maaidah : 2)
4. Takafful (rasa senasib seperjuangan)
Seringnya kita berjumpa dengan saudara kita, bersama berjuang, bersama dalam menghadapi cobaan, semua itu akan menimbulkan rasa senasib sepenanggungan (takafful). Dengan adanya rasa senasib sepenanggungan maka kita akan merasa semakin dekat dengannya. Hal ini akan semakin mudah kita rasakan ketika kita melalui suka dan duka, senang dan susah bersama-sama. Jadi kita bukan teman ketika dia senang saja, tetapi justru mampu menjadi teman di kala dia sedang kesusahan. Begitupun sebaliknya. Dia hadir ketika kita senang dan juga mau hadir ketika kita dalam kesusahan.
Seringnya kita berjumpa dengan saudara kita, bersama berjuang, bersama dalam menghadapi cobaan, semua itu akan menimbulkan rasa senasib sepenanggungan (takafful). Dengan adanya rasa senasib sepenanggungan maka kita akan merasa semakin dekat dengannya. Hal ini akan semakin mudah kita rasakan ketika kita melalui suka dan duka, senang dan susah bersama-sama. Jadi kita bukan teman ketika dia senang saja, tetapi justru mampu menjadi teman di kala dia sedang kesusahan. Begitupun sebaliknya. Dia hadir ketika kita senang dan juga mau hadir ketika kita dalam kesusahan.
5. I-tsar (mendahulukan )
Tahap tertinggi dalam ukhuwah adalah yakni I-tsar (mendahulukan). Dimana kita dengan ikhlas mendahulukan kepentingan saudara kita. Kita tak akan ridha sebelum saudara kita mendapatkan hal yang sama layaknya dengan yang kita inginkan. Hal ini telah dicontohkan oleh para shahabat Rasulullah saw. dan juga para kaum muhajirin dan anshar, sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat :
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9)
Tahap tertinggi dalam ukhuwah adalah yakni I-tsar (mendahulukan). Dimana kita dengan ikhlas mendahulukan kepentingan saudara kita. Kita tak akan ridha sebelum saudara kita mendapatkan hal yang sama layaknya dengan yang kita inginkan. Hal ini telah dicontohkan oleh para shahabat Rasulullah saw. dan juga para kaum muhajirin dan anshar, sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat :
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9)
Nah
itulah tahapan-tahapan yang perlu kita lalui dalam kaitannya membangun ukhuwah.
Setelah
semua tahapan diatas, maka saya akan tanyakan satu pertabyaan besar kepada
saudara sekalian. Sudah
sampai tahap ke-berapakah ukhuwah yang telah kita bangun?
Semoga semua yang telah saya
sampaikan tentang Pentingnya Ukhuwah,
Rasa Percaya dan Team Building kepada anda dapat membuka mata saudara
sekalian bahwa kepentingan ini bukanlah kepentingan pribadi melainkan
kepentingan umat kita. Dan saya mohon maaf apabila ada silap kata karna saya
bukanlah manusia yang sempurna, yang salah itu datangnya dari saya sendiri dan
yang benar itu datangnya hanyalah dari dari Allah swt.
Akhiru
kalam,
Wassalamua’alikum
warahmatullahi wabarakatuh (Hafiz_Tflq)
Komentar
Posting Komentar
Memberi saran itu cara menasihati dengan manfaat yang berkala panjang loh.. Komentar yuk