Pemenang 10 besar lomba"Essay IMMPERTI IPB" se-Indonesia

OPTIMALISASI PERAN PEMUDA DALAM PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK PANGAN LOKAL 

Oleh : Muhammad Hafiz Rasyidi_SMAIT Insantama

Urgensi Pangan
 “…pangan adalah urusan hidup mati bangsa” Soekarno, 1952.
Pernyataan dari Bung Karno ini menegaskan akan pentingnya pangan dalam kehidupan ini. Hal ini dikarenakan memang tidak bisa dipungkiri, tak ada manusia di dunia yang mampu bertahan hidup tanpa pangan untuk dikonsumsi. Sumber pangan yang dikonsumsi masyarakat dapat merupakan produksi lokal ataupun impor. Namun yang harus diingat adalah bahwa penggunaan produk lokal seharusnya lebih diutamakan untuk lebih menjamin kekuatan produk pangan di negara ini.


Mungkin Anda termasuk satu dari jutaan rakyat negara ini yang bingung dengan kondisi industri pertanian dan pangan di negara ini. Alasannya sederhana kenapa negara ini harus mengimpor komoditas pertanian mulai dari beras, kedelai, singkong, bawang putih, kentang, bahkan sampai garam. Padahal negara kita adalah salah satu negara tersubur di dunia.


Penggunaan Produk Pangan Impor
"Impor produk-produk pangan Indonesia setiap tahun makin tidak terbendung dan sudah pada tahap kronis. Hampir 65 persen dari semua kebutuhan pangan di dalam negeri kini dipenuhi dari impor," kata Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik. Sektor pangan, menurut Natsir, terus dibanjiri produk impor karena pemenuhan suplai dalam negeri terus berkurang akibat produksi yang rendah. Faktor inovasi menjadi salah satu penyebab produktivitas selalu rendah.

Bagaimana bisa Indonesia yang kaya akan hasil alamnya ini lebih dipenuhi produk pangan impor daripada lokal. Salah satu faktor yang memaksa keadaan ini terjadi, yaitu kualitas produk hingga kuantitas dari produk impor itu yang menjadi tolak ukur masyarakat dalam memilih pangan.

Pembangunan kekuatan pangan lokal lebih berpotensi dilakukan oleh para pemuda. Pemuda sebagai agen penerus bangsa mampu mengambil peran penting dalam memantapkan kekuatan pangan di negara ini. Fungsi-fungsi berupa proses memampukan, melibatkan, dan memberikan kewenangan pada masyarakat dapat menjadi sumber pemberdayaan pemuda untuk pemberdayaan pangan lokal yang lebih luas.

Potensi Pangan Lokal
Potensi kekayaan pangan lokal yang berkualitas di Indonesia sungguh sangat besar. Namun demikian, kontribusinya dalam menyaingi ketahanan pangan import masih sangat rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya peningkatan kualitas terhadap produk pangan lokal tersebut sehingga produk yang dihasilkan belum mampu menarik minat konsumen pangan di Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas terhadap produk pangan lokal mutlak harus dilakukan. yaitu dengan mengkreasikan nilai tambah sedemikian rupa pada produk pangan lokal sehingga produk yang dihasilkan mempunyai nilai lebih atau paling tidak sama dengan produk pangan import yang saat ini masih mendominasi menu pangan di Indonesia.

Hal ini bisa terus berlanjut, salah satu faktornya ialah karena pemuda saat ini yang seharusnya sadar bahwa potensi kekuatan pangan di Indonesia sangat besar belum sadar secara total. Sayang,  presentase produk makanan import ke-Indonesia terus melonjak signifikan. ”Harga pangan kian meningkat, semakin sulit diakses masyarakat.  Saat ini ada 67 juta orang Indonesia yang menderita rawan pangan  padahal kita mengaku sebagai negara agraris dan punya laut yang kaya.  Ironisnya pemerintah masih terus mengandalkan pangan impor, total 65% dari kebutuhan pangan, untuk memberi makan 240 juta rakyatnya.  Jelas ada yang salah dengan pengelolaan pangan bangsa ini.” tutur Tejo Wahyu Jatmiko selaku Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera.

Upaya Peningkatan Penggunaan Produk Pangan Lokal.
Lima komoditas pangan impor telah menjadi penyedot devisa terbesar sehingga dinilai turut memberikan kontribusi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini. Kelima komoditas tersebut mencakup sekitar 75 persen dari total nilai impor produk pangan sepanjang Januari - Oktober 2013 senilai US$ 7,7 miliar. Kelima produk pangan yang membutuhkan devisa besar untuk impor adalah gandum, gula, kedelai, jagung dan susu. Total nilai impor kelima produk ini mencapai lebih dari US$ 5,7 miliar sepanjang sepuluh bulan terakhir. Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang baru dirilis Senin, 2 Desember 2013, impor sejumlah komoditas pangan mengalami lonjakan signifikan sepanjang Oktober. Sebut saja misalnya impor kedelai, meningkat dari US$ 13 juta pada September menjadi US$ 113 juta pada Oktober. Sebagian besar diimpor dari Amerika Serikat.Karnanya satu pertayaan besar bagi pemuda saat ini yaitu, apakah kita pemuda Indonesia akan tetap menjadi generasi penerus dari ketahanan pangan lokal yang belum mampu bersaing dengan produk impor? TENTU TIDAK!

Pertanian adalah salah satu fundamental ketahanan negara. Lihatlah bagaimana besarnya kekuatan subsidi pertanian di negara-negara maju terutama negara pengimpor pangan. Meskipun secara tenaga kerja kontribusi pertanian tidak sampai 20 %, Tapi tak bisa dipungkiri pangan berkualitas pasti berasal dari pertanian yang berkualitas pula.



Dan sekali lagi, peran pemuda dalam pertanian sangat penting pemuda sebagai agen penerus bangsa mampu mengambil peran penting dalam memantapkan ketahanan pangan. Akankah kita terus rela mengeluarkan subsidi besar demi pangan impor sedangkan negara kita sendiri mampu mengatasinya ?

]لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ[
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya; mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(QS ar-Ra’du [13]:11)


Karena semua pekerjaan manusia dicatat oleh malaikat dan manusia diberi pilihan, maka ketika seseorang atau masyarakat berada dalam kondisi buruk, mereka diperintahkan untuk melakukan perubahan. Begitu pula sebaliknya, kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. akan berganti menjadi malapetaka jika mereka mengubahnya. Perubahan yang terjadi diinformasikan oleh Allah Swt. hanya akan terjadi jika dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, baik ke arah baik maupun ke arah buruk. Ketika suatu masyarakat hendak berubah maka masyarakat itu sendirilah yang harus memperjuangkan dan melakukan perubahan, bukan yang lain. Dan itu adalah kita para pemuda yang peduli dengan kualitas pangan negara yang menerapkan sistem kapitalis ini. Ubahlah keadaan buruk ini menjadi yang lebih baik, sebagai pemuda yang menjadi Agent of Change.

Kita sebagai pemuda sebetulnya mampu merubah hal ini, dengan membuat sebuah terobosan baru dibidang pertanian. Sebagai insan yang berteknologi kita mampu mengaplikasikan kemajuan jaman yang telah melekat pada diri kita. Contohnya saja Mesin Penanam Padi. Alat ini sudah dikembangkan dinegara-negara maju terutama negara pengimport beras terbesar yaitu Vietnam. Dengan alat ini, maka masalah petani yang tidak kebagian buruh tanam bisa teratasi. Para petani akan dengan mudah menanam padinya dengan mesin yang seperti traktor atau dengan penggerak manual. Seperti yang dikembangkan di jepang. Mesin penanam padi dengan penggerak manusia itu sendiri. Dengan begitu hanya dibutuhkan beberapa orang saja. Sudah banyak teknologi ini yang diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Tapi ingat, hanya beberapa yah.

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖمَاتَرَىٰفِيخَلْقِالرَّحْمَٰنِمِنْتَفَاوُتٍۖفَارْجِعِالْبَصَرَهَلْتَرَىٰمِنْفُطُورٍ
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk : 3-4)”

Ayat tentang kesempurnaan alam semesta yang telah diciptakan oleh sang Kholik ini memberi kita petunjuk, bahwa Indonesia juga bagian dari dunia ini yang telah diciptakan dengan sempurna ini juga diakui lewat pernyataan “Indonesia adalah syurganya dunia” kata para turis mancanegara. Karnanya kita harusnya semakin yakin dalam memajukan produk pangan lokal kita agar lebih berkualitas supaya mampu menekan presentase pangan import. Sebagai bentuk rasa syukur kita karna Allah swt teah menciptakan yang terbaik untuk kita. Sesuai perintahnya

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.“(QS. 2:152)

oOoOoOoOo

Ironis, ketika bagi mereka (masyarakat negara pengimpor) Indonesia kita ini merupakan syurganya dunia dengan berbagai kekayaan akan hasil alam yang melimpah. Namun sekali lagi Indonesia ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan pemerintah masih harus mengimpor dari negara lain walaupun sebagai negara agraris.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.“ (QS. 2:172)

Penguatan Pangan Melalui Kecintaan dan Kegigihan
Kecintaan kita pada produk dalam negeri akan menjadi suplemen energi bagi para petani Indonesia untuk lebih giat dan gigih melanjutkan kegiatan produksi pertanian demi meningkatkan kekuatan peningkatan pangan lokal. Setiap rupiah yang Kita belanjakan untuk membeli produk lokal akan menambah pendapatan dan gairah petani dalam negeri. Untuk mengurangi impor 5 komoditas pangan tadi, sebagai informasi pemerintah kita berniat mewujudkan swasembada pangan untuk lima produk prioritas. Kelima produk pangan yang menjadi prioritas swasembada pemerintah adalah beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi. Dengan mendukung seluruh program yang akan memajukan kualitas pangan lokal di Indonesia kita sudah berkontribusi dalam memajukan kekuatan pangan lokal. Tapi apakah cukup hanya dengan mendukung ? sekali lagi TENTU TIDAK!

Pemuda dapat berperan pada aspek produksi dengan sangat baik dan terarah dengan melaksanakan kegiatan bermanfaat berikut:

1. Memberikan Kajian Pertanian dan Pengembangan IPTEK pada Petani
Mengadakan kajian pertanian dengan mengundang para pakar, mahasiswa, siswa serta masyarakat umum lainnya mengenai penanggulangan permasalahan hama, permasalahan alih fungsi lahan sebagai factor penghambat pertanian yang menghasilkan produk pangan serta pada bidang lainnya dengan bimbingan khusus para ahli bidang pertanian.

2. Melakukan Upaya Advokasi Terhadap Isu Ketahanan Pangan
Pemuda dapat bergabung dalam suatu kelompok kemudian mengaji permasalahan sehingga dihasilkan rekomendasi yang sepakat serta membantu usaha advokasi jika memang diperlukan dalam menguatkan pangan. Misalnya terhadap kasus alih fungsi lahan.

3. Pengawas Kebijakan Pemerintah
Beberapa kebijakan pemerintahan mengenai ketahanan pangan sudah diatur dalam undang-undang. Namun kenyataan di lapangan seringkali terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran kebijakan tersebut oleh masyarakat yang tidak peduli. Pemuda mampu bertindak sebagai lembaga pengawasan independen yang aktif terhadap isu tersebut.

4. Penggagas Inovasi Mikro untuk Motivasi Pelaku Pertanian
Ide-ide brilliant pemuda sangatlah tidak terbatas termasuk dalam kekuatan sistem yang memungkinkan untuk meningkatkan semangat petani dalam kegiatannya. Misalnya pemberiaan reward pada petani yang mampu mengembangkan dan memproduksi serta berhasil memasarkan padi unggul sehingga menarik perhatian petani lain untuk ikut andil dalam kegiatan berprestasi yang erat kaintannya dengan peningkatan kekuatan pangan.

Untuk mendukung pangan lokal harus dimulai dari lahan petani untuk menghasilkan kualitas yang baik, kemudian harga jual yang layak. Variasi dan inovasi pengolahan demi meningkatkan kekuatan pangan lokal menjadi produk yang mudah didapat dan enak dikonsumsi adalah salah satu cara meningkatkan nilai jual. Misalnya tepung mocaf dari singkong, mie dari ubi, sereal jagung, roti casava dll. Produk pangan hasil pertanian Indonesia bisa lebih baik nilainya dibanding produk impor, sehingga tidak ketergantungan dari hasil negara lain lagi.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.katadata.co.id/1/1/news/impor-pangan-melonjak-rupiah-terkena-imbas/847/#sthash.gTiKPITn.dpuf
https://www.facebook.com/Science.Of.Universe/posts/10151557742656718
http://www.globalmuslim.web.id/2011/06/hakikat-perubahan-tafsir-qs-ar-radu-11.html
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/05/090551264/Tahun-lalu-Indonesia-Impor-Beras-dari-Lima-Negara
Koran Sindonews 2013/10/16/18/794625/inovasi-kunci-kedaulatan-pangan
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/06/28/peran-pemuda-sebagai-laskar-peduli-pertanian-dalam-ketahanan-pangan-376933.html


BIODATA PENULIS

Nama : Muhammad Hafiz Rasyidi
Alamat                         : Jl.Prajurit I No.19 Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 22 Februari 1997
Institusi/ Lembaga : SMAIT Insantama
No. HP/Kontak : -
e-mail : hfz.khz@gmail.com

*ehm, alhamdulillah tulisan ane yang ini masuk 10 besar di acara MUNAS IPB. Kemudian pada tanggal 8 Maret kemarin saya bersama 9 orang finalis lainnya mempresentasikan apa yang telah kami tulis. Tapi perlombaan terasa berat karna kami siswa-siswa SMA harus melawan mahasiswa TPB yang juga menjadi finalis. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inside Ukhuwah Islamiyah

Masih Mau Durhaka?

Manfaat Gelang Kokka untuk Kita Semua